Kamis, 22 November 2018

Full Mom is the Wonderfull Journey

Sebelum menikah aku tidak pernah berfikir akan menjadi full mom yang notabene mengurusi segala keperluan rumah, berada di rumah dan sedikit berinteraksi dengan dunia luar. Ketika masih sigle, aku seorang pekerja kantoran dan aku menikmati pekerjaanku. Namun disaat suami meminangku dan meminta untuk menjadi seorang IRT, aku memutuskan untuk mengikutinya.


Maha Besar Allah yang mengatur alam semesta beserta isinya. Ternyata menjadi full mom dengan 2 anak cowok adalah pengalaman yang sangat luar biasa. Mereka adalah kebahagiaanku, mereka adalah penghilang stressku, mereka adalah asistenku. Kenapa aku bilang mereka adalah asistenku? karena selain menjadi IRT, aku juga bekerja di rumah sebagai konsultan lingkungan. Ketika aku bekerja dan harus keluar rumah untuk menyelesaikan pekerjaanku, aku ajak mereka kemana aja untuk menemaniku, Ke pabrik, kantor perijinan, ketemu klien, ke kantor dinas pemerintah, aku selalu mengajak mereka. Dan tentu dengan mengkodisikan, yaitu ketika bertemu klien atau ke kantor dinas pemerintah yang membutuhkan sikap profesionalitas maka aku ajak kakek neneknya untuk menemani mereka di mobil atau play area, sembari menungguku menyelesaikan pekerjaanku.

Aku tidak pernah meninggalkan mereka dalam waktu yang lama, aku ajak mereka kemana saja dan/atau mengajak kakek neneknya sebagai penjaga di lokasi yang tak jauh dari tempat yang aku tinggalkan, agar aku dapat sesegera mungkin menemui mereka kembali. Aku tidak suka pengasuh karena aku ingin memberi pengalaman sebanyak-banyaknya kepada mereka, dan aku menganggap keluargaku adalah sebuah perjalanan dimana kita sendiri yang menentukan petualangannya. Aku ingin membuat petualangan yang indah dan menyenangkan bersama mereka. Aku ingin mereka menikmati masa kecilnya dan membuat memori yang indah tentang keluarganya.

Teringat kala itu aku mengajak mereka ke kantor UPTSA Surabaya di gedung Siola untuk menyelesaikan pekerjaanku. Kala itu aku mencari supir untuk mengantarkanku ke Surabaya, namun supir tersebut berhalangan. Akhirya aku mengajak tetanggaku yang kebetulan anaknya adalah teman anakku sekolah, dan aku mengajaknya bersama 2 anaknya untuk menemaniku beserta 2 anakku. Tiba di Kantor UPTSA Surabaya aku mengajak rombonganku ikut masuk ke dalam, karena ruangan tersebut luas dan siapapun bebas masuk kedalamnya. Aku tidak pernah malu ataupun canggung mengajak rombongan anak-anak mengikutiku kemana saja, bahkan aku persilahkan tetanggaku yang ingin menyuapi makan anaknya di dalam ruangan tersebut.

Diwaktu yang lain aku masih harus kembali ke kantor UPTSA Surabaya. Namun aku memilih transportasi yang berbeda agar anakku tidak bosan menemaniku yang beberapa kali harus kembali kesana, sehingga aku harus membuat petualangan yang berbeda untuk mereka. Kala itu aku memilih mengajak mereka naik kereta, hal ini juga dengan alasan tidak ada yang menemaniku ke Surabaya. Sesampainya di kamtor UPTSA, ketika aku dipanggil ke loket, aku menyuruh mereka menunggu di kursi yang tidak jauh dariku dengan menyiapkan jajan untuk dimakan.Setelah aku selesai dengan pekerjaanku, aku ajak mereka naik bis kota Surabaya yang baru, karena anakku suka dengan tokoh animasi Bis Tayo. Tentu mereka tertarik dan bersemangat, namun ketika bis itu datang dan kami melambaikan tangan agar bis tersebut berhenti. Akan tetapi bis tersebut tidak mau berhenti dengan alasan kami tidak membawa botol bekas. Merekapun kecewa karena tidak bisa naik bis tokoh animasi "Tayo" versi mereka, dan mereka tidak faham syarat agar bisa naik bis tersebut adalah harus membawa botol bekas. Akhirnya aku alihkan rengekan mereka dengan mengajaknya naik angkot dengan alih-alih setelah naik angkot kita bisa naik kereta untuk kembali ke rumah. Mereka pun menyetujuinya dan menyelesaikan petualangan di hari itu dengan gembira. Meskipun sehari setelah petualangan di Surabaya, anak sulungku sakit cacar air, namun hari itu adalah momen yang indah.

Aku bersyukur memiliki mereka yang begitu istimewa bagiku. Mereka berdua memiliki karakter yang berbeda, namun mereka saling melengkapi dan saling menyayangi. Dan aku bersyukur telah memilih keputusan untuk menjadi full mom. Tak pernah kusangka jika menjadi seorang ibu bisa memilih bentuk petualangan apa yang ingin kita lalui, dan aku memilih untuk melalui setiap petualangan bersama mereka dan menjadikan petualangan itu sebuah memori yang indah.

"anakku, kalian adalah penyemangatku yang menuntunku melewati setiap rintangan yang menghadang, dan kalianlah yang membuat setiap petualangan itu menjadi lebih indah"




-Mama Z "the Wicaksono's"-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar